KABARSMANDA – Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di SMAN 2 Kota Serang yang dilaksanakan pada tanggal 12 September 2025 berlangsung dengan nuansa yang berbeda dan penuh makna dengan mengangkat tema “Melalui Semangat Maulid, Kita Tingkatkan Cinta Nabi, Perkuat Persaudaraan, dan Wujudkan Gotong Royong.” Acara dibuka secara resmi oleh Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Bapak Monlex Azwari Chaniago, M.Pd, yang menyampaikan harapan agar kegiatan ini menjadi sarana pembentukan karakter siswa melalui nilai-nilai keislaman dan budaya lokal.
“Kami berharap kegiatan ini tidak hanya menjadi perayaan, tetapi juga menjadi sarana pembentukan karakter siswa melalui nilai-nilai keislaman dan budaya lokal yang luhur,” ungkap Monlex Azwari Chaniago.
Lantunan sholawat dibawakan dengan penuh penghayatan oleh Bapak M. Harris, LC dan Bapak Miftah As’adi, diikuti oleh siswa-siswi dan para guru yang memenuhi lapangan sekolah. Dilanjutkan dengan tausiyah yang sangat menyentuh dari Dr. Evi Hafifi, M.Pd, pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Banten. Beliau menyampaikan pesan mendalam tentang makna Maulid Nabi sebagai momentum kebangkitan spiritual dan persatuan umat.
“Sholawat yang kita lantunkan bukan hanya bacaan untuk didengar, tetapi harus kita pahami maknanya. Dari sholawat, kita belajar betapa agung akhlak Rasulullah SAW. Meski diusir dari tanah kelahirannya, beliau tetap tegar, tidak pernah bersedih, dan selalu optimis dalam membawa risalah Islam,” tegas Dr. Evi Hafifi.
Dr. Evi Hafifi juga mengangkat sejarah perayaan Maulid pada masa Sultan Salahudin Al Ayubi, yang menjadikan momen kelahiran Nabi sebagai sarana membangkitkan semangat umat Islam yang saat itu terpecah-belah. Dari momentum tersebut, umat kembali bersatu hingga berhasil merebut Yerusalem dalam Perang Salib.
Untuk pertama kalinya, sekolah menghadirkan Kirab Panjang Mulud, sebuah tradisi budaya khas masyarakat Serang yang dikemas dalam bentuk kegiatan edukatif dan spiritual bagi seluruh warga sekolah. Tradisi Panjang Mulud merupakan rangkaian hasil bumi, makanan, dan hiasan yang disusun memanjang sebagai simbol kebahagiaan atas kelahiran Rasulullah SAW. Lebih dari sekadar perayaan, tradisi ini mencerminkan nilai gotong royong, kreativitas, dan kebersamaan yang menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas masyarakat Banten.
Ketua DKM At Tarbiyah SMAN 2 Kota Serang, Ubay Supriyadi, S.Pd, M.Si, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk komitmen sekolah dalam melestarikan budaya lokal sekaligus menanamkan nilai-nilai luhur kepada peserta didik.
“Kami ingin generasi muda tidak hanya mengenal tradisi panjang mulud sebagai budaya Serang, tetapi juga mengamalkan nilai-nilai luhur di dalamnya: syukur, cinta Rasul, dan kebersamaan,” ujar Ubay Supriyadi.
Selama empat hari, para siswa dari setiap kelas bekerja sama menghias panjang mulud sepulang sekolah. Hasil kreasi mereka kemudian ditampilkan dalam kirab yang berlangsung meriah di lapangan sekolah. Dengan penuh semangat, para siswa mengarak panjang mulud sambil melantunkan sholawat Nabi, menciptakan suasana yang khidmat sekaligus semarak.
Setiap kelompok didampingi oleh wali kelas dan mempersembahkan karya mereka di hadapan dewan juri yang terdiri dari Pa Nana Cutarna, Pa Yogi Hadiansyah, dan Bu Anisa Permata Sari. Panjang yang dipersembahkan berisi berbagai macam sembako. Sebanyak lebih dari 200 paket sembako dari 40 panjang mulud yang terkumpul akan dibagikan kepada warga sekolah layak menerima bantuan sosial. Penilaian dilakukan berdasarkan kerapian, kreativitas, keindahan, dan kekompakan. Pengumuman pemenang akan disampaikan pada kegiatan Asmaul Husna hari Jumat mendatang.
Melalui kegiatan ini, SMAN 2 Kota Serang menegaskan peran aktifnya dalam pelestarian budaya daerah sekaligus memperkuat nilai-nilai keislaman di kalangan pelajar. Kirab Panjang Mulud menjadi bukti bahwa pendidikan tidak hanya berlangsung di ruang kelas, tetapi juga melalui pengalaman budaya dan spiritual yang membentuk karakter generasi muda yang religius, kreatif, dan berbudaya. (Penulis : Nailah Qothrotunnada Nirwana | Anggun Dwi Anjani.)